Selasa, 05 Juni 2018

Pengertian dan Ciri Tanah Ekspansif

Pengertian dan Ciri Tanah Ekspansif – Tanah Ekspansif (expansive soil) merupakan tanah yang mengalami perubahan volume akibat dari perubahan kadar air yang ada di dalam tanah.

Pada umumnya tanah ekspansif mengandung mineral-mineral lempung yang terdiri dari smektit dan montmorilonit yang mampu menyerap air.

Saat mineral tersebut menyerap air dalam tanah maka volume tanah akan meningkat.



Sehingga semakin banyak air yang terserap, semakin bertambah volume tanah.

Adanya perubahan volume ini ternyata mampu merusak kekuatan struktur bangunan yang berada di atas tanah tersebut.

Tanah dasar yang bersifat ekspansif akan mengembang dan mampu menimbulkan bangunan atau struktur lain yang menempati tanah tersebut menjadi terangkat di saat kondisi kadar air yang tinggi.

Adapun ciri khas kerusakan akibat tanah ekspansif antara lain pondasi, lantai, dan dinding yang retak pada suatu bangunan.

Kerusakan tersebut dapat terjadi apabila ada gerakan yang signifikan dalam struktur tanah.

Sebaliknya, saat kondisi di sekitar lingkungan tanah ekspansif mulai mengering, maka akan terjadi penyusutan.

Penyusutan tersebut dapat menghilangkan daya dukung bangunan sehingga akan menimbulkan kerusakan struktur bangunan.

Celah atau retakan yang terjadi pada tanah tersebut mampu memudahkan penetrasi air yang melewati tanah, sehingga dapat menimbulkan siklus penyusutan dan pembengkakan pada tanah yang akan menciptakan tegangan berulang pada struktur tanah.

Pembentukan Tanah Ekspansif
Adapun jenis batuan induk dari tanah ekspansif meliputi basalt, batuan instrusi yang bersifat mafik/intermediate, mudstone, shale, dan alluvium yang masing-masing berasal dari lapukan batuan sebelumnya.


Pada umumnya tanah ekspansif  terjadi pada slope di bagian bawah suatu dataran alluvial.

Posisi tersebut kemungkinan berkaitan dengan “teras gravel” yang berusia tersier.

Kandungan lempung tanah ekspansif terdapat pada kisaran 30-90% dan pada umumnya di dominasi oleh smektit dan montmorilonit.

Ciri-ciri Tanah Ekspansif

Adapun ciri- ciri yang dimiliki oleh tanah ekspansif antara lain adalah sebagai berikut:

Mengandung mineral- mineral yang bersifat mengembang
Tanah/Soil terdiri dari berbagai material, yang sebagian besar tidak mengembang pada saat lembab.

Namun, ada beberapa mineral lempung yang bersifat mengembang/ekspansif.

Menurut pengertiannya, telah kita ketahui bahwa tanah ekspansif merupakan tanah yang mudah mengalami pengembangan.

Salah satu penyebabnya yaitu adanya kandungan mineral- mineral yang mudah mengembang, seperti smektit, bentonit, montmorillonite, beidellite, vermikulit, atapulgit, nontronite, illite, klorit, dan beberapa garam sulfat.

beberapa garam sulfat tersebut dapat menjadi ekspansif apabila terjadi perubahan suhu lingkungan yang signifikan.

Pada umumnya golongan tanah yang mudah mengalami ekspansif meliputi tanah grumosol, vertisol, dan “black earth”.
Pada umunya golongan-golongan tanah tersebut memiliki kandungan lempung yang tinggi dan mudah mengembang serta memiliki struktur yang “fissured” yakni membentuk granular, prismatik dan bloky.

Tanah ekspansif akan mengembang ketika basah atau terdapat kadar air yang cukup tinggi.
Sedangkan tanah ekspansif akan mengkerut ketika kondisi lingkungannya kering
Tanah ekspansif memiliki tingkat kesuburan dari sedang hingga sangat subur.
Setiap jenis tanah memiliki tingkat kesuburannya masing-masing begitu pula dengan tanah ekspansif.

Tanah ekspansif memiliki tingkat kesuburan sedang hingga sangat tinggi (sangat subur), sehingga terdapat berbagai jenis tanaman yang mampu hidup di atas tanah ini.

Apabila tidak segera diatasi, tanah ekspansif memiliki dampak negatif yaitu dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan di atasnya.
Terdapat Nodul calcareus
Nodul calcareus  dapat ditemukan di tanah ekspansif ini, dan dapat ditemukan di dalam tanah ekspansif dan pada daerah kering sering ditemukan gipsum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar